topbella

Kamis, 06 Maret 2014

Kumpulan Kutipan Novel "Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah" - Tere Liye

Kumpulan Kutipan Novel "Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah" - Tere Liye 

“Ibu, usiaku dua puluh dua, selama ini tidak ada yang mengajariku tentang perasaan-perasaan, tentang salah paham, tentang kecemasan, tentang bercakap dengan seseorang yang diam-diam kau kagumi. Tapi sore ini, meski dengan menyisakan banyak pertanyaan, aku tahu, ada momen penting dalam hidup kita ketika kita benar-benar merasa ada sesuatu yang terjadi di hati. Sesuatu yang tidak pernah bisa dijelaskan.”

“Berasumsi dengan perasaan, sama saja dengan membiarkan hati diracuni harapan baik, padahal boleh jadi kenyataannya tidak seperti itu, menyakitkan.”

“Cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan gumpal perasaan senang, gembira, sedih, sama dengan kau suka makan bakso, suka mesin. Bedanya, kita selama ini terbiasa mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut cinta. Kita beri dia porsi lebih penting, kita besarkan, terus menggumpal membesar. Coba saja kau cuekin, kau lupakan, maka gumpal cinta itu juga dengan cepat layu seperti kau bosan makan bakso.”

“Tahukah kau, untuk membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya, justru cara terbaik melalui hal-hal menyakitkan. Misalnya kau pergi. Saat kau pergi, seseorang baru akan merasa kehilangan, dan dia mulai bisa menjelaskan apa yang sesungguhnya dia rasakan.”

“Kalau memang terlihat rumit lupakanlah. Itu jelas bukan cinta sejati kita. Cinta sejati selalu sederhana."
"Benci atau suka itu relatif. Lama-lama terbiasa, lama-lama jatuh cinta. Yang benci jadi cinta, yang cinta jadi benci. Begitulah perasaan bisa menyesuaikan diri begitu hebat." 

Aku jatuh cinta. Aku benar-benar jatuh cinta pada penulis yang satu ini. Aku memang agak sulit untuk menyukai suatu jenis tulisan, apalagi soal novel, entah kenapa aku kurang suka tulisan fiksi macam itu. Padahal aku belum pernah membaca satu pun karya Tere Liye, maklum aku sudah terlanjur menganggap semua novel itu cengeng. Maka dari itu, aku selalu gagal menghasilkan tulisan karya sastra jenis apapun (setidaknya menurut persepsiku sendiri). Setiap sudut kelas selalu membicarakan novel terbaru penulis itu dan satupun tidak pernah bisa mengubah pandanganku terhadap novel. Tapi, sampai suatu ketika aku tidak sengaja, entah karena ikut-ikutan teman atau memang aku juga penasaran dengan penulis tersebut, aku klik tulisan "like" pada sebuah Fans Page-nya di Facebook. Darwis Tere Liye, aku baca semua postingannya di sana. Beberapa kirimannya membuat rasa penasaranku lebih gila lagi ingin membaca salah satu novelnya, yang waktu itu sedang dipromosikan adalah novel Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah.


Tanpa pikir panjang aku langsung saja mengambilnya di rak buku paling depan, lalu langsung membayarnya. Dengan cepat langkahku beranjak keluar, tidak sabar untuk segera membacanya. Aku benar-benar terhipnotis dengan kata-katanya dalam setiap tulisannya. Dia tidak pernah menghadirkan kisah yang mengada-ada, hanya lembaran demi lembaran kisah sederhana, tapi benar-benar dapat membuat jiwa-jiwa pembacanya terharu biru dengan rasa puas. Aku baru membaca 2 buku karyanya, yang satu aku miliki sendiri, yang kedua aku meminjamnya dari seorang teman, buku kedua itu berjudul Negeri Para Bedebah. Dan rasa-rasanya aku ingin memiliki semua buku karyanya. Buku ketiga yang ingin aku baca adalah Rembulan Tenggelam di Wajahmu, dan Sepotong Hati yang Baru.

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto Saya
Naja Naura
Assalamu'alaikum .. Hai .. Namaku Naja, lengkapnya Naja Naura Noor Indrastata .. Aku lahir di Surabaya,29 Oktober 2002 .. Sekian dulu ya perkenalannya .. Wassalamu'alaikum Wr.Wb friends ...
Lihat profil lengkapku
 
Naura729© Designed by: Compartidisimo