Sebuah karya dari Tere-Liye. Novel tentang hidup sederhana yang penuh inspirasi dari seorang ayah dan kehidupan keluarganya.
Sang Kapten tahu persis, cepat/lambat mereka pasti kalah, hanya soal waktu
Kebanyakan orang menghina diri mereka sendiri dengan menghina orang lain
Kita cari-cari tidak ditemukan, saat tidak mencari malah tergeletak di ujung kaki
Itu hanya olok-olok, tidak lebih tidak kurang
Hukum itu sejatinya adalah akal sehat, bukan debat kusir, bukan mulut pintar bicara
Kekuasaan itu cenderung jahat dan kekuasaan yang terlalu lama cenderung lebih jahat lagi
Ketika belum tahu, tidak penting itu sungguhan atau bohong
Hidup harus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau seberapa membahagiakan, biarkan waktu yang menjadi obat
Aku tahu, besok lusa ia akan jadi bagian hidupku
Kau terlalu sederhana untuk mengakuinya
Kebahagiaan itu datang dari hati sendiri, bukan dari orang lain, harta benda, ketenaran, apalagi kekuasaan
Hakikat kebahagiaan itu berasal dari hati kau sendiri. Bagaimana kau membersihkan dan melapangkan hati, bertahun-tahun belajar membuat hati lebih lapang, lebih dalam dan lebih bersih. Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita.
Kalau kau punya hati yang lapang, hati yang dalam, mata air kebahagiaan itu akan mengucur deras. Tidak ada kesedihan yang bisa merusaknya, termasuk kesedihan karena cemburu, iri atau dengki dengan kebahagiaan orang lain. Sebaliknya, kebahagiaan atas gelar hebat, pangkat tinggi, kekuasaan, harta benda, itu semua tidak akan menambah sedikit pun beningnya kebahagiaan yang kau miliki
Baik di kelas ataupun tidak adalah proses pendidikan itu sendiri. Itulah penilaian yang sebenar-benarnya.
0 komentar:
Posting Komentar